Rabu, 19 September 2012

TAQWA, Puncak Kemuliaan Jiwa Manusia


Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar.” (TQS.49:13)

Segala Puji hanya Bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Alhamdulillah Allah telah memasukkan ke dalam hati kita dengan penuh lapang dada. Bukti-bukti sejarah yang berlimpah tentang kemuliaan umat Islam generasi pertama telah menjadi mutiara cemerlang yang tidak akan pernah redup untuk diingat.

Usman Bin Affan, seorang Milyuner di jaman Rasulullah telah masuk kedalam golongan orang-orang yang diketahui akan masuk surga ketika beliau masih hidup di dunia. Siapapun kita, apakah kita ini adalah golongan orang yang sedang kaya harta atau pula kita ini orang yang bercita-cita untuk menjadi kaya harta, maka mendapatkan suatu kepastian bahwa orang kaya rayapun bisa masuk surga yang mulia disisi Allah.

Mungkin pada hari ini ketika bermunculan berderet orang-orang kaya, hati ini bertanya tanya siapakah orang kaya raya harta yang pada hari ini mengikuti jejak sahabat Ustman bin Affan. Bagaimana karakter dan pribadinya, sepak terjangnya, hobinya dan aktifitas hariannya?, semua menjadi tanda tanya besar bagi umat islam dijaman ini.

Ambillah contoh cara berfikir yang mudah. Seseorang ada yang menggunakan sebuah pisau yang amat tajam hanya untuk bermain-main, karena tidak mengetahui manfaat besar pisau tersebut. Bahkan ada juga yang digunakan untuk menakut-nakuti orang lain untuk merampas hartanya. Namun sebuah pisau yang tajam akan dapat digunakan oleh seorang dokter bedah untuk mengeluarkan sebuah tumor ganas dari dalam tubuh seorang pasien, sehingga pasien menjadi selamat dari penyakit yang mematikan.

Ilmu, iman dan amal sholih yang telah diamalkan secara terus-menerus (taqwa) akan membimbing jiwa memiliki kwalitas yang sangat tinggi, sehingga memiliki langkah yang benar dan adil dalam mempergunakan segala nikmat yang telah Allah titipkan.

Jiwa para sahabat Rasulullah SAW, telah terbiasa disiplin mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah yang demikian kuat dalam meninggikan kwalitas jiwa. Walaupun mereka ada yang berprofesi pedagang, ahli bangunan, ahli kesehatan, ahli tanam-menanam, atau apapun profesinya, namun mereka semuanya memiliki pribadi jiwa yang sama yaitu jujur, adil, amanat, dan sederet sifat-sifat baik lainnya.

Umat Bin Khottob ketika telah menjadi amirul mu’minin, walaupun beliau mampu untuk mendapatkan fasilitas apa saja, namun beliau ketika disuguhi daging yang lezat, beliau berhati-hati dalam mensikapinya, jangan sampai kelezatan makanan yang disajikan itu akan melunturkan iman dan taqwanya.

Demikian hati-hati jiwa para sahabat dalam menghargai iman dan taqwa, sehingga walaupun seseorang sahabat itu telah bergelimang harta, pangkat dan penghormatan, namun jiwa dan hatinya senantiasa waspada, jangan sampai itu semua melunturkan iman dan taqwanya.

Maka demikian indah sikap dan tingkah laku para orang kaya, para pemimpin dan para orang-orang terpandang di jaman Rasulullah dan para Sahabatnya. Di dalam hati manusia-manusia yang rajin beribadah kepada Allah, telah muncul amal-amal islami yang ikhlash, yang akan selalu dikenang keindahannya dan kebaikannya sepanjang kehidupan umat manusia.

Iman dan Taqwa telah mengekalkan manusia didalam kemulyaan yang haqiqi. Walaupun mereka berlimpah dengan fasilitas dunia yang melimpah, namun ketaqwaan dan kesholehannya tidak akan terkikis oleh ujian dan godaan dunia.

Andaikan manusia di jaman ini mau menempuh kedisiplinan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah disetiap waktu. Maka kwalitas manusia dijaman hari ini juga akan menggapai pula ketinggian.

Dalam zaman kapanpun ketaqwaan akan selalu membawa manusia untuk melambung tinggi, sebelum kemudian akan terus meninggi menuju Allah Tuhan yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia. Semoga Allah menuntun kita untuk mencintai jalan-jalan menuju ketinggian yang tidak akan pernah turun.

Wallahu’alam.

http://www.mta-online.com/2009/09/05/ke-taqwaan-jiwa-puncak-kemuliaan-manusia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar