Segala puji hanya bagi Allah, berapakalikah anda sehari bercermin
???, tentu minimal adalah dua kali, yaitu sehabis mandi saat ketika
ingin bersisir. Apa yang kita inginkan
dengan bercermin tiada lain karena kita ingin merapikan diri dan menata
diri agar tampak rapi bersih dan nyaman serta tapil dengan penampilan
yang baik disegenap lingkungan pergaulan. Bagaimanakah dengan keindahan dan kerapihan jiwa-jiwa kita??? sudahkan kita juga sudah bercermin sedikitnya sehari dua kali ???
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga sentiasa tercurah
kepada Rasulullah Muhammad SAW. Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan
syukur kepada Allah yang telah menunjuki kita untuk hidup di jalan
Islam, jalan lurus, jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT, jalan bagi
hamba-hambanya yang diselamatkan di dunia dan di akherat. Sungguh Allah
telah berfirman yang artinya :
………….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agamamu……(QS. Al-Maaidah[5]: 3)
Al-Qur’an telah dijadikan oleh Allah sesuatu yang jelas dan dimudahkan untuk dibaca, dimengerti dan diamalkan
Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (al-Qur’an) kepada kamu.
Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi
al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat)………….(QS.
Ali-’Imran[2]: 7)
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran. (QS. Al-Qamar: 22)
Al-Qur’an akan terasa dingin sejuk dan menenteramkan bagi orang-orang
yang rajin di jalan kebenaran atau bagi mereka yang ingin kembali
menempuh kepada jalan kebenaran.
Katakanlah:”Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah
beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi
pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka
menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (QS. Al-Israa’: 107)
dan mereka berkata:”Maha suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. (QS. Al-Israa’: 108)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat
Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat
(Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya,
sedang mereka tidak menyombongkan diri. (QS. As-Sajdah: 15)
Namun Al-Qur’an akan menjadi Sesuatu yang tidak menarik dan terasa
sesak dan menyusahkan bagi mereka yang masih senang bergelimang dalam
dosa dan masih mabuk dengan perbuatan dosa, bahkan menjadi kesusahan
bagi orang-orang yang berteman dengan syaitan
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia
berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya,
seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah
dia dengan azab yang pedih. (QS. Luqmaan: 7)
Mereka berkata:”Hati kami berada dalam tutupan (yang
menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada
sumbatan dan di antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu;
sesungguhnya kami bekerja (pula)”. (QS. Fushshilat: 5)
Dan al-Qur’an itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. (QS. Asy-Syu’araa’: 210)
Dan tidaklah patut mereka membawa turun al-Qur’an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. (QS. Asy-Syu’araa’: 211)
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar al-Qur’an itu. (QS. Asy-Syu’araa’: 212)
Bahkan bila dosa telah meliputi diri seseorang dan sudah merasa
senang dan mendapatkan keuntungan-keuntungan dengan perbuatan dosa,
biasanya mereka akan menjadi manusia yang berusaha menghalang-halangi
orang-orang yang akan menempuh jalan yang lurus (Al-Qur’an ) dan bahkan
membuat jalan yang lurus dibuat-buat menjadi bengkok.
Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu
menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu
menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan”. Allah
sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali-’Imran:
99)
(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan
mereka kafir kepada kehidupan akhirat”. (QS. Al-A’raaf: 45)
(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia
daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan
Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada
dalam kesesatan yang jauh. (QS. Ibraahiim: 3)
Begitu mudahnya Allah memilah milah umat manusia. Bila seseorang
merasakan kelezatan dengan belajar Al-Qur’an maka mereka adalah
orang-orang yang biasa hidup dalam kebaikan, sehingga kebaikan yang
datangnya dari Allah (Al-Qur’an) akan terasa menenteramkan hatinya.
Sebaliknya orang-orang yang terbiasa berbuat mengabaikan kebenaran,
melampaui batas, sombong, ingkar, sering berbuat dosa dan kejahatan,
Al-Qur’an akan menjadi sesuatu yang susah dan menyesakkan hati.
Begitulah pula bagaimana Rasulullah dan para sahabatnya yang telah
menjadi barometer keutamaan dan kemuliaan manusia di jaman nya hingga
jaman datangnya hari Qiyamat. Mereka adalah orang-orang yang amat
mencintai Al-Qur’an untuk dibaca, dipahami dan diamalkan dan
didakwahkan. Bila seseorang dengan kesibukan di jaman hari ini, hatinya
terus menerus terpanggil dengan Al-Qur’an, untuk dicintai, dipelajari
dan diamalkan, dan didakwahkan, maka hati orang tersebut masih dalam
fitroh kebenaran.
Namun bila dalam jaman yang sesibuk ini, kesibukan-kesibukan
kehidupannya telah melunturkan kecintaanya kepada Al-Qur’an, berarti
mereka telah menempuh jalan yang salah, jalan yang menjauhkan manusia
dari Allah, jalan menuju kesesatan.
Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada
negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus). (QS.
Al-Mu’minuun: 74)
Kecintaan sahabat-sahabat Rasulullah kepada Al-Qur’an benar-benar
merupakan bukti nyata kenikmatan dan kebahagiaan yang beliau-beliau
rasakan di dalam dada. Segala keutamaan yang ada pada diri sahabat
Rasulullah SAW tersebut bisa kita wujudkan dalam diri kita umat Islam
dan kita wariskan turun temurun kepada generasi-generasi selanjutnya,
agar dengan itu Rahmat Allah terus menerus turun bagi kehidupan umat
manusia di muka bumi.
Dapat dibayangkan betapa
susahnya manusia yang hidup tanpa rahmat Allah, dan terus menerus ditipu
syaitan atau ditipu oleh manusia-manusia penipu. Untuk kemudian menjauh
dari rahmat Allah. Sungguh kita perlu terus menerus berpegang teguh kepada wasiat Allah yang artinya:
dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertaqwa. (QS. Al-An’aam: 153)
Dan juga wasiat Rasulullah SAW kepada kita semua yang artinya :
Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak
akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an)
dan sunnah Rasulullah SAW. (HR. Muslim)
Apabila seorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an. (Ad-Dailami dan Al-Baihaqi)
Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
Orang yang dalam benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang bobrok. (Mashabih Assunnah)
Bila kita melazimi kebiasaan baik sahabat-sahabat Rasulullah SAW ini
maka kitapun akan mendapatkan keutamaan-keutamaan para sahabat
sebagaimana dalam firman Allah yang artinya:
……..tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan
dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci
kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus, (QS. Al-Hujuraat: 7)
Setiap hari bila kita
hendak pergi bertemu dengan orang banyak, kita selalu berusaha bercermin
terlebih dahulu. Agar kita bisa tampil dengan penuh kerapihan dan
keindahan. Demikian pula bila kita setiap hari bercermin dengan
Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka kita akan dapat pula merapikan dan
menyempurnakan jiwa-jiwa kita, sehingga hidup selalu dalam keindahan
ilmu, iman dan amal sholih. Wallahu’alam.
http://www.mta-online.com/2009/11/18/fungsi-bercermin-pada-al-quran-di-setiap-hari/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar